Suka coklat? Hmmm, semua orang menyukainya. Bagi yang tidak, maaf, apa yang terjadi dengan Anda? Suka, bahkan menggilai coklat, terbukti memberikan banyak keuntungan. Coklat itu anugrah bagi yg menyukainya.
Ada sesuatu yang misterius pada coklat, sesuatu yang tak terkatakan. Misteri yang menyenangkan. Banyak orang penasaran akan khasiat coklat. Tak terkecuali kalangan medis yang terus menggali informasi terkait produk istimewa ini. Terdapat bukti bahwa coklat dapat memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari libido hingga jantung. Hmmm.. menarik jadinya ^_^
Temuan terbaru dari seorang ilmuwan Italia menyatakan telah ditemukan hubungan antara memakan coklat dan pemenuhan kebutuhan seksual. Perempuan yang mencintai coklat, kata imluwan ini, kelihatannya memiliki hubungan percintaan yang lebih baik ketimbang mereka yang tidak. Dan tak perlu Anda ragukan lagi hasil penelitian terdahulu bahwa coklat, minimal dark chocolate, baik bagi jantung.
Coklat kelihatannya berada di garis tengah antara sebuah makanan dan manfaat obat. Ada pepatah kuno yang mengatakan coklat terkait erat dengan jerawat. Namun manfaat yang lebih kuat pada coklat membuat orang tak begitu hirau soal jerawat. Kandungan zat kimia pada coklat itu sangat beragam, kalau tak mau dibilang complicated. Coklat diprediksi mengandung lebih dari 300 substansi kimia, termasuk Kafein dalam jumlah kecil, dan teobromin, sebuah stimulan. Situmulan yang disebut phenylethylamine, yang terkait dengan kimia dengan amphetamines, juga terkandung pada coklat.
Coklat kelihatannya mampu membuat mood lebih terpenuhi, kata Dr. Andrea Salonia, seorang peneliti berkebangsaan Italia, yang akan melaporkan temuannya antara kepuasan seks dan coklat pada pertemuan tahunan European Society for Sexual Medicine, Desember tahun ini di London.
Kelompok yang dikaji Salonia di San Raffaele Hospital, Milan, terdiri dari 153 perempuan yang mengisi kuesioner fungsi seksual, yang mencantumkan gaya hidup dan juga psikologi. Usia perempuan yang terlibat antara 26-44 tahun, dengan usia median 35. Sebanyak 120 perempuan berusia 35 tahun mengaku mengonsumsi coklat secara teratur.
Hasilnya? Baik minat ataupun fungsi seksual pada pemakan coklat jauh lebih besar ketimbang mereka yang tak mengonsumsinya, kata Salonia.
Dalam sebuah studi klinis baru-baru ini, ditemukan bahwa sebuah substansi yang banyak terdapat pada dark chocolate, dikenal sebagai flavonoid, terbukti dapat memperbaiki kesehatan jantung, baik ditilik dari pengukuran ultrasound maupun level darah. Sedang peneliti lain menegaskan tingginya kimia pada coklat yang dikenal sebagai phenolics (juga ditemukan pada anggur merah), berfungsi sebagai antioksidan yang mungkin membantu mencegah penyakit jantung koroner.
So... Makan coklat, siapa takut
Ada sesuatu yang misterius pada coklat, sesuatu yang tak terkatakan. Misteri yang menyenangkan. Banyak orang penasaran akan khasiat coklat. Tak terkecuali kalangan medis yang terus menggali informasi terkait produk istimewa ini. Terdapat bukti bahwa coklat dapat memenuhi berbagai kebutuhan, mulai dari libido hingga jantung. Hmmm.. menarik jadinya ^_^
Temuan terbaru dari seorang ilmuwan Italia menyatakan telah ditemukan hubungan antara memakan coklat dan pemenuhan kebutuhan seksual. Perempuan yang mencintai coklat, kata imluwan ini, kelihatannya memiliki hubungan percintaan yang lebih baik ketimbang mereka yang tidak. Dan tak perlu Anda ragukan lagi hasil penelitian terdahulu bahwa coklat, minimal dark chocolate, baik bagi jantung.
Coklat kelihatannya berada di garis tengah antara sebuah makanan dan manfaat obat. Ada pepatah kuno yang mengatakan coklat terkait erat dengan jerawat. Namun manfaat yang lebih kuat pada coklat membuat orang tak begitu hirau soal jerawat. Kandungan zat kimia pada coklat itu sangat beragam, kalau tak mau dibilang complicated. Coklat diprediksi mengandung lebih dari 300 substansi kimia, termasuk Kafein dalam jumlah kecil, dan teobromin, sebuah stimulan. Situmulan yang disebut phenylethylamine, yang terkait dengan kimia dengan amphetamines, juga terkandung pada coklat.
Coklat kelihatannya mampu membuat mood lebih terpenuhi, kata Dr. Andrea Salonia, seorang peneliti berkebangsaan Italia, yang akan melaporkan temuannya antara kepuasan seks dan coklat pada pertemuan tahunan European Society for Sexual Medicine, Desember tahun ini di London.
Kelompok yang dikaji Salonia di San Raffaele Hospital, Milan, terdiri dari 153 perempuan yang mengisi kuesioner fungsi seksual, yang mencantumkan gaya hidup dan juga psikologi. Usia perempuan yang terlibat antara 26-44 tahun, dengan usia median 35. Sebanyak 120 perempuan berusia 35 tahun mengaku mengonsumsi coklat secara teratur.
Hasilnya? Baik minat ataupun fungsi seksual pada pemakan coklat jauh lebih besar ketimbang mereka yang tak mengonsumsinya, kata Salonia.
Dalam sebuah studi klinis baru-baru ini, ditemukan bahwa sebuah substansi yang banyak terdapat pada dark chocolate, dikenal sebagai flavonoid, terbukti dapat memperbaiki kesehatan jantung, baik ditilik dari pengukuran ultrasound maupun level darah. Sedang peneliti lain menegaskan tingginya kimia pada coklat yang dikenal sebagai phenolics (juga ditemukan pada anggur merah), berfungsi sebagai antioksidan yang mungkin membantu mencegah penyakit jantung koroner.
So... Makan coklat, siapa takut
0 Comments:
Post a Comment