Ketika sayap terkulai pasrah, menyatukan dua anak cinta dalam satu jiwa. Melekat pekat di benak serupa angin, berselimut debu halus tak berwajah, lenyap tak berbentuk, hilang tak berbekas. Hanya bibir yg berucap, banyak hati pun terluka. Dan saat cinta berteriak, hati manusia hanya dapat mendengar, melihat dan merasakannya. Dg sepasang mata tertutup, bagai bersembunyi dalam selimut.
0 Comments:
Post a Comment