Hehehe... liat judul postNa Q langsung menekankan bahwa Q akan jadi salah satu lulusan itu (Amin ^_^). Q nulis judul ini karena buku yang Q baca tadi pagi. Q baca buku Quatum Ikhlas yang diterbitkan oleh Erbe Sentanu (Hehehe salah satu koleksi yang lum dibaca dan menumpuk di meja belajarQ, ntar Q kupas buku ini di http://openmindq.blogspot.com/ ^_^). Maklum Q baca buku yang kira-kira Q minat dulu, jadi buku yang laen antri dulu ^_^.
Nah dalam buku Quatum Ikhlas ada penjelasan atau contoh masalah yang menceritakan tentang lulusan itu. Di buku diceritakan bahwa sekarang ini banyak universitas atau lembaga pendidikan laen yang menawarkan bahwa nanti yang lulus akan bisa bersaing dengan siapapun. Lalu sang penulis langsung berargumen, "mengapa mesti menyiapkan lulusan yang siap bersaing, mengapa bukan menyiapkan dan bisa bekerja sama dengan siapa saja".
Nah dari situ pikiranQ ingin berceloteh ^_^ pendapat dari universitas atau lembaga pendidikan tersebut benar namun pendapat sang penulis pun benar (Nah lo... pada bingung kan ^_^). Gini Q jelasin dari segi lembaga pendidikan dulu. Lembaga pendidikan menawarkan bahwa siap bersaing itu dari segi skill atau materi pelajaran nya. Karena dilihat diera globalisasi saat ini Qta emang perlu materi yang sekiraNa tidak terlalu tertinggal atau menyamai materi universitas lain. Namun ada hal yang terlupakan, yakni para calon lulusan tersebut. Apakah karakter calon lulusan tersebut emang niat untuk mengembangkan skillNa atau seperti fenomena sekarang ini, banyak mahasiswa/i yang tidak terlalu niat dalam menyelesaikan studi (waduh.. nie rada nyinggung diri sendiri ^_^). Wawasan mahasiswa/i belum terbuka semua atau istilahNa baru sampai pintu dan memencet bel tapi belum mau membuka pintu itu sendiri dan berdasarkan keinginan diri sendiri. Ehm.. nie sie yang Q liat tempat Q tongkrongin meski ga sedikit juga yang udah terbuka wawasanNa dan sadar emang keinginan mereka untuk mengembangkan skill.
Lalu yang kedua adalah pendapat sang penulis, Erbe Sentanu. Beliau menjelaskan mengapa memakai kata "bersaing", mengapa bukan kata "bekerja sama"??? Ehm.. pendapat beliau benar juga karena Qta hidup di Indonesia yang pada dahulu kala ketika mengusir penjajah dengan bergotong royong alias bekerja sama juga ^_^. Tapi jika melihat sekarang ini agak susah juga jika ingin bekerja sama karena lebih banyak mementingkan diri sendiri (semoga Q ga ketularan, Amin ^_^). Dunia akan menjadi lebih baik, jika Qta yang ada di dalam dunia tersebut menjaga dan memelihara apa yang ada di dalam dunia tersebut.
Seperti yang dicanangkan di Bali Green Peace (Hehehe... klo ga salah ya couse ga hadir langsung untuk ikut rapat bersama pemimpin ^_^). Yang kataNa menjaga dan melestarikan dunia dengan melakukan reboisasi or penghijauan, peduli sama lingkungan lah ^_^. Karena isuNa lapisan ozon udah menipis (Emang udah pernah da yang liat ya ^_^).
Untuk itu Qta perlu bekerja sama untuk menjaga bumi Qta tercinta (klo ga dicintai ntar bakal ngambek nie ^_^ contohNa ja da, dg banjir, panaz terik, angin puting beliung, pokokNa alam tidak bersahabat untuk manusia). SETUJU SEMUA....... ^_^
Nah dalam buku Quatum Ikhlas ada penjelasan atau contoh masalah yang menceritakan tentang lulusan itu. Di buku diceritakan bahwa sekarang ini banyak universitas atau lembaga pendidikan laen yang menawarkan bahwa nanti yang lulus akan bisa bersaing dengan siapapun. Lalu sang penulis langsung berargumen, "mengapa mesti menyiapkan lulusan yang siap bersaing, mengapa bukan menyiapkan dan bisa bekerja sama dengan siapa saja".
Nah dari situ pikiranQ ingin berceloteh ^_^ pendapat dari universitas atau lembaga pendidikan tersebut benar namun pendapat sang penulis pun benar (Nah lo... pada bingung kan ^_^). Gini Q jelasin dari segi lembaga pendidikan dulu. Lembaga pendidikan menawarkan bahwa siap bersaing itu dari segi skill atau materi pelajaran nya. Karena dilihat diera globalisasi saat ini Qta emang perlu materi yang sekiraNa tidak terlalu tertinggal atau menyamai materi universitas lain. Namun ada hal yang terlupakan, yakni para calon lulusan tersebut. Apakah karakter calon lulusan tersebut emang niat untuk mengembangkan skillNa atau seperti fenomena sekarang ini, banyak mahasiswa/i yang tidak terlalu niat dalam menyelesaikan studi (waduh.. nie rada nyinggung diri sendiri ^_^). Wawasan mahasiswa/i belum terbuka semua atau istilahNa baru sampai pintu dan memencet bel tapi belum mau membuka pintu itu sendiri dan berdasarkan keinginan diri sendiri. Ehm.. nie sie yang Q liat tempat Q tongkrongin meski ga sedikit juga yang udah terbuka wawasanNa dan sadar emang keinginan mereka untuk mengembangkan skill.
Lalu yang kedua adalah pendapat sang penulis, Erbe Sentanu. Beliau menjelaskan mengapa memakai kata "bersaing", mengapa bukan kata "bekerja sama"??? Ehm.. pendapat beliau benar juga karena Qta hidup di Indonesia yang pada dahulu kala ketika mengusir penjajah dengan bergotong royong alias bekerja sama juga ^_^. Tapi jika melihat sekarang ini agak susah juga jika ingin bekerja sama karena lebih banyak mementingkan diri sendiri (semoga Q ga ketularan, Amin ^_^). Dunia akan menjadi lebih baik, jika Qta yang ada di dalam dunia tersebut menjaga dan memelihara apa yang ada di dalam dunia tersebut.
Seperti yang dicanangkan di Bali Green Peace (Hehehe... klo ga salah ya couse ga hadir langsung untuk ikut rapat bersama pemimpin ^_^). Yang kataNa menjaga dan melestarikan dunia dengan melakukan reboisasi or penghijauan, peduli sama lingkungan lah ^_^. Karena isuNa lapisan ozon udah menipis (Emang udah pernah da yang liat ya ^_^).
Untuk itu Qta perlu bekerja sama untuk menjaga bumi Qta tercinta (klo ga dicintai ntar bakal ngambek nie ^_^ contohNa ja da, dg banjir, panaz terik, angin puting beliung, pokokNa alam tidak bersahabat untuk manusia). SETUJU SEMUA....... ^_^
4 Comments:
Hmm..berarti bersaing iya, tp bekerja sama jg iya ya?
Beneur juga sih..Soalnya kalo bersaing aja, gak sehat juga..Tp terlalu bekerja sama juga gak baek..
^^
kalo mo bersaing mmg mesti meningkatkan skil..itu syarat mutlak..he..he..
Btw, sekarang ini kalau mau kuliah aja mestis edia duit banyak lho Q. Tuh anaknya temen, barusan ketrima di FE UI, mesti nyiapin 30 jeti untuk uang pangkal, spp dan lain2.
Kasihan dong ya yg nggak punya duit, nggak bisa kuliah?
semua jawaban menurutku bener. tapi, kenyataannya, realita ga segampang teori. kadang kita mesti bersaing mati-matian biar ga tersisih dari jabatan di kantor, misalnya. tapi, kadang kita perlu bekerja sama dengan pihak lain kalau pengen maju..
Post a Comment